Sejatinya Islam sudah masuk ke Jawa mulai abad ke-7 M, dibawa oleh kaum muslim Tiongkok, Arab, dan Persia. Hanya saja, menurut sejarawan Agus Sunyoto dalam bukunya berjudul " Atlas Wali Songo ", agama Islam baru diterima secara luas oleh penduduk Jawa pada pertengahan abad ke-15 M, yaitu era dakwah Islam yang dipelopori oleh para tokoh Wali Songo .
Tak banyak orang tahu dan mengenal nama Syekh Subakir. Padahal Syekh Subakir adalah salah seorang ulama Wali Songo periode pertama yang dikirim khalifah dari Kesultanan Turki Utsmaniyah Sultan Muhammad I untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Subakir konon adalah seorang ulama besar yang telah menumbal tanah Jawa dari pengaruh negatif makhluk halus saat awal penyebaran ajaran Islam di nusantara. Kisahnya dimulai saat Sultan Muhammad I, bermimpi mendapat wangsit untuk menyebarkan dakwah Islam ke tanah mubalighnya diharuskan berjumlah sembilan orang. Jika ada yang pulang atau wafat maka akan digantikan oleh ulama lain asal tetap berjumlah dikumpulkanlah beberapa ulama terkemuka dari seluruh dunia Islam waktu itu. Para ulama yang dikumpulkan tersebut mempunyai keahlian masing-masing. Ada yang ahli tata negara, berdakwah, pengobatan, tumbal atau rukyah, dan dikirimlah beberapa ulama ke Nusantara atau tanah Jawa. Namun sudah beberapa kali utusan dari Kesultanan Turki Utsmaniyah yang datang ke tanah Jawa, untuk menyebarkan agama Islam tapi pada umumnya mengalami masyarakat Jawa saat itu sangat memegang teguh kepercayaannya. Sehingga para ulama yang dikirim mendapatkan halangan karena meskipun berkembang tetapi ajaran Agama Islam hanya dalam lingkungan yang kecil, tidak bisa berkembang secara luas. Selain itu konon, Pulau Jawa saat itu masih merupakan hutan belantara angker yang dipenuhi makhluk halus dan jin-jin diutuslah Syekh Subakir ulama asal Persia yang ahli dalam merukyah, ekologi, meteorologi dan geofisika ke tanah diutus secara khusus menangani masalah-masalah gaib dan spiritual yang dinilai telah menjadi penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat Jawa ketika Babad Tanah Jawa, setelah sampai ke nusantara, Syekh Subakir yang menguasai ilmu gaib dan dapat menerawang makhluk halus mengetahui penyebab utama kegagalan para ulama pendahulu dalam menyebarkan ajaran Islam karena dihalangi para jin dan dedemit penunggu tanah jin, dedemit dan lelembut tersebut bisa merubah wujud menjadi ombak besar yang mampu menenggelamkan kapal berikut penumpangnya dan menjadi angin puting beliung yang mampu memporakporandakan apa saja yang berada di depannya. Selain itu para jin kafir dan bangsa lelembut tersebut juga bisa berubah wujud menjadi hewan buas yang mencelakakan para ulama pendahulu tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, konon Syekh Subakir membawa batu hitam dari Arab yang telah dirajah. Lalu batu dengan nama Rajah Aji Kalacakra tersebut dipasang di tengah-tengah tanah Jawa yaitu di Puncak Gunung Tidar, Magelang. Karena, Gunung Tidar dipercayai sebagai titik sentral atau pakunya tanah dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam tersebut menimbulkan yang tadinya cerah dan sejuk, matahari bersinar terang, damai dengan kicau burung. Tiba-tiba berubah drastis selama tiga hari tiga malam. Cuaca mendung, angin bergerak cepat, kilat menyambar menimbulkan hujan api. gunung-gunung bergemuruh tiada setan, siluman lari menyelamatkan diri. Jin, peri, banaspati, kuntilanak, jailangkung, semua hanyut dalam air karena tak kuat menahan panasnya pancaran batu hitam tersebut. Makhluk halus yang masih hidup pun mengungsi ke jin yang lain ada yang mati akibat hawa panas dari tumbal yang dipasang Syekh Subakir tersebut. Melihat hal itu, konon Sabda Palon, raja bangsa jin yang telah tahun bersemayam di Puncak Gunung Tidar terusik dan keluar mencari penyebab timbulnya hawa panas bagi bangsa jin dan lelembut. Sabda Palon lalu berhadapan dengan Syekh Subakir. Sabda Palon lalu menanyakan maksud pemasangan batu hitam tersebut. Sang ulama menyatakan, maksud dia, menancapkan batu hitam itu untuk mengusir bangsa jin dan lelembut yang mengganggu upaya penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa oleh para ulama utusan khalifah Turki Utsmaniyah. Setelah terjadi perdebatan mereka segera mengadu kesaktian. Konon pertempuran antara keduanya terjadi selama 40 hari 40 malam, hingga Sabda Palon yang juga dikenal sebagai Ki Semar Badranaya sang Danyang tanah Jawa ini merasa kewalahan dan menawarkan perundingan. Sabda Palon mensyaratkan beberapa point dalam upaya penyebaran Islam di tanah kesepakatan antara lain, Sabda Palon memberi kesempatan kepada Syekh Subakir beserta para ulama untuk menyebarkan Islam di Tanah Jawa, tetapi tidak boleh dengan cara memaksa. Kemudian Sabda Palon juga memberi kesempatan kepada orang Islam untuk berkuasa di tanah Jawa—Raja-raja Islam—namun dengan catatan. Para Raja Islam itu silahkan berkuasa, namun jangan sampai meninggalkan adat istiadat dan budaya yang ada. Silahkan kembangkan ajaran Islam sesuai dengan kitab yang diakuinya, tetapi biarlah adat dan budaya berkembang sedemikian rupa. Syarat-syarat itu pun akhirnya disetujui Syekh di Puncak Gunung Tidar, Syekh Subakir juga membersihkan beberapa tempat angker di tanah Jawa yang dikuasai para raja jin dan makhluk halus versi lain diceritakan untuk membersihkan wilayah Gunung Tidar dari bangsa jin, Syekh Subakir membawa senjata pusaka berupa Tombak Kiai Panjang. Lalu tombak pusaka tersebut ditancapkan tepat di Puncak Tidar sebagai penolak bala. Dan benar, tombak sakti itu menciptakan hawa panas yang bukan main bagi para lelembut dan bangsa jin yang berdiam di Gunung Tidar. Mereka pun lari tunggang langgang meninggalkan Gunung Tidar. Sebagian pengikut Sabda Palon dari bangsa jin melarikan diri ke timur dan konon hingga sekarang menempati daerah Gunung Merapi yang masih dipercaya sebagian masyarakat sebagai wilayah yang angker. Bahkan sebagian lagi anak buah Sabda Palon ada yang melarikan diri ke alas Roban, dan ke Gunung Srandil. Tombak itu sekarang masih dijaga oleh masyarakat dan ditempatkan di Puncak Gunung Tidar dengan nama Makam Tombak Kiai adanya tombak sakti itu, maka amanlah Gunung Tidar dari kekuasaan para jin dan makhluk halusKarena keberhasilannya menumbal tanah Jawa lalu penyebaran Islam oleh Wali Songo periode pertama menjadi menjadi lancar. Nama Syekh Subakir lalu menjadi sangat terkenal dan dikagumi di kalangan para pendekar, penganut ilmu gaib dan kanuragan, bangsawan serta masyarakat di tanah Jawa ketika itu. Sehingga mereka terkesan mendewakan sang ulama asal Persia untuk melepaskan kefanatikan masyarakat terhadap Syekh Subakir dan untuk menjaga aqidah umat Islam. Maka pada tahun 1462 Masehi, Syekh Subakir pulang ke Persia, Iran. Ini dimaksudkan agar kefanatikan tersebut runtuh, dan masyarakat kembali kepada tauhid yang benar. Selain itu tugas utama Syekh Subakir untuk membersihkan tanah Jawa dari pengaruh negatif makhluk halus telah selesai. Selanjutnya setelah Syekh Subakir wafat posisinya digantikan oleh Wali Songo lainnya yaitu Sunan Kalijaga. Wallahualam - wikipedia dan diolah dari berbagai sumbersms Inilahsejarah aji saka dan syekh subakir dan ulasan lainnya yang berkaitan erat dengan topik sejarah aji saka dan syekh subakir serta aneka informasi dunia misteri yang Anda butuhkan. Silhkan klik pada judul artikel-artikel berikut ini untuk membaca penjelasan lengkap tentang sejarah aji saka dan syekh subakir. Semoga bermanfaat!
Inilah syek subakir dan aji saka dan ulasan lainnya yang berkaitan erat dengan topik syek subakir dan aji saka serta aneka informasi dunia misteri yang Anda butuhkan. Silhkan klik pada judul artikel-artikel berikut ini untuk membaca penjelasan lengkap tentang syek subakir dan aji saka. Semoga bermanfaat! …besar atau hal-hal yang berbau musrik. Di situlah Syekh Subakir berperan menghilangkan gangguan jin dan setan tersebut menggunakan batu hitam yang dipasang Syekh Subakir di bagian-bagian Nusantara. Untuk tanah Jawa……di dalamnya. Wisnu dan Aji Saka itu dwitunggal, bagaikan matahari dan sinarnya, madu dan manisnya, tak terpisahkan. Loro-loro ning atunggal. Maka itu, keraton Wisnu dan Aji Saka itu di Medang……Rudrasimha 160M-197M, pembuatan mata uang logam kerajaan selalu mencantumkan tahun pembuatannya berdasarkan pada Kalender Saka. Keberadaan Sakas dengan Kalender Saka-nya, nampaknya bersesuaian dengan Legenda Jawa, yang menceritakan Ajisaka Haji Saka,……Majapahit; dari asal-usul Ken Angrok Ken Arok pendiri Singasari 1144 Saka sampai Kertabhumi Brawijaya V raja terakhir berdaulat Majapahit 1400 Saka. Pararaton adalah kitab kuno. Isinya bukan hanya kisah yang……siluman, namun kesaktian mereka setingkat dewa. Mereka hanya bisa dikalahkan dengan Aji Pancasoka. Permasalahannya, Aji Pancasoka hanya bisa digunakan orang yang memiliki hati yang bersih, berbudi luhur, dan mampu mengalahkan……Joko pegadung mempunyai aji-aji Pancasona. Aji-aji itu memiliki kelebihan selama kepala dan badan Joko Pegadung itu berdekatan,walaupun sudah terpisah dari kepalanya dan mati, Joko Pegadung akan dapat hidup lagi karena……sakti mandraguna sehingga Hyang Manikmaya harus mengeluarkan pusaka-pusaka Kadewatan untuk melawannya, tapi kehebatan pusaka Hyang Manikmaya tidak membuat gentar Prabu Detya Kalamercu. Raja Jin itu sangat sukar untuk dibunuh, bahkan……mampu meredam amukan kami, kamu dapat mengembangkan agama Islam di tanah Jawa, tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku, ingat itu wahai Syeh Subakir.” “Apa itu?” kata Syekh Subakir. Kata……yang ada di Bogor. Berdasarkan Prasasti Batutulis berangka tahun 1533 M 1455 Saka, disebutkan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata, sebagai raja yang… Demikianlah beberapa uraian kami tentang syek subakir dan aji saka. Jika Anda merasa belum jelas, bisa juga langsung mengajukan pertanyaan kepada MENARIK LAINNYAkelemahan buto ijo, Ciri-ciri fisik keturunan Banten, mister sange, penunggu bambu petuk, ciri ciri keturunan brawijaya v, jodoh satrio piningit, Ciri keturunan Aji Saka, Pangeran sangga buana, asal usul mahesa suro, ciri-ciri keturunan jaka tingkir
Untukmengenang dan menghormati jasa Syekh Subakir yang telah membuat daerah tersebut tentram dan telah mengajarkan Islam pada masyarakat , sampai saat ini masyarakat secara rutin mengadakan syukuran. .Upacara nyadran dimulai diawali dengan sambutan dari kepala desa yang intinya menceritakan secara singkat sejarah adanya tradisi nyadran di Kisah Sejarah Gaib Tanah Jawa Dari Syekh Subakir Hingga Sunan Kalijaga Sejarah awal Pulau Jawa seolah terbungkus oleh misteri, karena sama sekali tidak diketahui keberadaannya oleh dunia sampai pulau ini dikunjungi oleh peziarah dari China, Fa Hien pada tahun 412 Masehi Berdasarkan buku Sejarah Tanah Jawa, disebutkan, pada sekitaran tahun sebelum masehi SM, Pulau Jawa sudah menjadi koloni bangsa Atlantis, tapi saat Atlantis hancur Jawa menjadi negeri terpisah Nah, di saat masih dikuasai oleh bangsa Atlantis inilah ajaran gaib hitam dan sesat mulai diajarkan kepada penduduk yang tinggal di Pulau Jawa ini. Sehingga pengaruh aliran sesat itu kemudian semakin kuat dan merusak tatanan kehidupan yang ada saat itu. Mereka memuja dewa/Iblis yang kejam yang selalu meminta persembahan tumbal manusia dan hidup di bawah bayang-bayang tirani. Pada zaman itu, mereka diperintah oleh Raja-raja yang sekaligus merangkap Imam Agung dalam aliran hitam itu dan para Raja di zaman itu sungguh fanatik dengan kepercayaan aliran hitam. Sang raja memiliki keyakinan bahwa hanya dengan menjalankan praktik kepercayaan yang mengorbankan darah setiap hari, wilayahnya dapat diselamatkan dari kehancuran. Hal ini didasari dengan keyakinan bahwa, hanya dewa-dewa ganas dan haus darahlah yang memegang kendali atas Pulau Jawa pada saat itu. Pada keyakinannya para dewa telah membuktikan kekuatan dahsyatnya dengan letusan gunung berapi berulang2 dan bencana2 alam lainnya. Raja tersebut lalu memutuskan untuk melakukan sebuah pemagaran gaib demi untuk tetap menjaga dan memelihara perlindungan atas Pulau Jawa. Salah satu caranya dg praktik ilmu gaib dari para ahli sihir. Hal ini dilakukan agar kelak semua sesembahan darah kepada dewa2 haus darah yg bercokol di seluruh Jawa tetap dilanjutkan di sepanjang abad2 yg akan datang. Demi terwujudnya maksud itu, mereka kemudian menciptakan mantera yg sangat kuat di atas Pulau Jawa agar aliran hitam yg dianutnya tersebut tak akan lenyap selamanya. Efek dari hal itu, masih dapat dilihat baik secara etheris maupun astral dalam bentuk awan gelap yg besar melayang2 di atas Pulau Jawa. Awan hitam ini, anehnya kelihatan seolah2 seperti tertambat pada titik2 tertentu, sehingga tidak lantas terbawa oleh angin dan tetap tinggal pada tempatnya. Kisah Sejarah Gaib Tanah Jawa Dari Syekh Subakir Hingga Sunan Kalijaga Titik2 lokasi awan hitam ini sengaja dimagnetisir oleh raja, dekat dg kawah2 gunung berapi. Salah satu alasannya adalah karena kawah2 tersebut biasanya ditempati oleh beragam jenis makhluk2 halus. Sehingga makhluk2 gaib itu dapat diperintah oleh sang raja. Kemudian sekitaran pada tahun Sebelum Masehi terjadi invasi secara damai terhadap Pulau Jawa oleh Raja Vaivasvata yg beragama Hindu. Mereka datang secara damai tinggal di pantai dan pada akhirnya membentuk kota perdagangan kecil yang independen. Seiring waktu, kekuatan para pendatang Hindu ini meningkat pesat dan akhirnya menjadi dominan dalam komunitas. Akan tetapi, walaupun Agama Hindu telah diterima oleh penduduk namun dalam kenyataannya pemujaan lama terhadap ajaran sesat tetap dilaksanakan dan praktik ilmu gaib malah semakin menjamur. Melihat kondisi tersebut Raja Vaivasvata yg berkuasa saat itu meminta untuk mengirimkan ekspedisi ke Jawa pada tahun 78 Masehi. Ekspedisi ini dilakukan untuk menangkal pengaruh buruk dari aliran sesat yg sudah membumi di Tanah Jawa tersebut. Pemimpin ekspedisi ini dipimpin oleh ahli spritual bernama Aji Saka atau Sakaji. Aji Saka ini sangat memahami tugas yg diembannya. Aji Saka lalu menanam benda yg berdaya magnet kuat yg telah dimantrai di tujuh tempat di Pulau Jawa untuk menyingkirkan pengaruh aliran hitam di tanah Jawa tumbal bagi tanah Jawa. Untuk tempat menguburkan tumbal atau jimatnya yg paling penting dan kuat, Aji Saka memilih perbukitan yg mengarah ke Sungai Progo, tempat yg sangat dekat dengan titik Pulau Jawa. Legenda mengenai Aji Saka ini dalam berbagai cerita juga dianggap melambangkan kedatangan Dharma ajaran dan peradaban Hindu-Buddha ke Pulau Jawa. Akan tetapi penafsiran lain beranggapan bahwa kata Saka adalah berasal dari istilah dalam Bahasa Jawa Saka atau Soko yg berarti pilar, tiang, pangkal, atau asal-mula, maka namanya bermakna “raja asal-mula” atau “raja pertama”. Mitos ini mengisahkan mengenai kedatangan seorang pahlawan yg membawa peradaban, tata tertib dan keteraturan di Jawa. Karena Aji Saka telah mengalahkan raja jahat Prabu Dewata Cengkar sang penguasa hitam yg kala itu menguasai Pulau Jawa. Legenda ini juga menyebutkan bahwa Aji Saka adalah pencipta tarikh Tahun Saka, atau setidak2nya raja pertama yg menerapkan sistem kalender Hindu di Jawa. Tumbal Aji Saka untuk menangkal kekuatan hitam pun bertahan hingga beratus2 tahun kemudian. Hingga sampai pada keadaan dimana jin kembali berkuasa, hujan darah dimana2 dan bencana merajalela. Hingga pada akhirnya di masa itu berkembanglah beberapa aliran ilmu gaib di Pulau Jawa diantaranya, kejawen, klenik dan kebatinan yg mana makhluk halus, siluman dan Jin yg menjadi tumpuan dari segala kekuatan. Lalu pada awal abad ke 13 datanglah Syekh Subakir, seorang ulama yg dikirim oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah ke tanah Jawa, Syekh Subakir adalah seorang ulama besar yg dikirim untuk menumbal tanah Jawa dari pengaruh negatif makhluk halus saat awal penyebaran ajaran Islam di nusantara Karena Syekh Subakir mengetahui kondisi Pulau Jawa banyak dipengaruhi unsur gaib yg sangat mengganggu. Lalu, Syekh Subakir membawa batu hitam dari Arab yg telah dirajah Kemudian dg karomah yg dimilikinya, batu hitam dg nama Rajah Aji Kalacakra tersebut dipasang di tengah2 tanah Jawa yaitu di Puncak Gunung Tidar, Magelang. Karena, Gunung Tidar dipercayai sebagai titik sentral atau pakunya tanah Jawa. Hasilnya kekuatan gaib yg mengganggu di Pulau Jawa dapat dihalau Pada masa itu, ilmu kebatinan berkembang lagi menjadi beberapa cabang yaitu, ketabiban, kawaskitaan, kesaktian, kanuragan, kekebalan, pengasihan, termasuk juga tenaga dalam Kemudian sepeninggal Syekh Subakir pemagaran gaib terhadap pengaruh negatif dilanjutkan oleh para Wali Songo Para Wali2 Allah ini kemudian meneruskan perjuangan suci pendahulunya yakni Syekh Subakir untuk menyebarkan dan mengajarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa dan salah satu Wali dari tanah Jawa anggota Wali Songo diantaranya yg terkenal yaitu Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh dari Walisongo yg sangat berpengaruh dalam penyebaran Agama Islam di tanah Jawa. Beliau adalah seorang tokoh Wali Songo yg sangat lekat dg masyarakat Muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa Demikian Kisah Sejarah Gaib Tanah Jawa Dari Syekh Subakir Hingga Sunan Kalijaga. Semoga bermanfaat. Kamimemiliki 9 Gambar tentang Sejarah Aji Saka Dan Syekh Subakir - Seputar Sejarah suka 12 Tempat Wisata di Magelang Yang Cocok Untuk Liburan, Paket Wisata Jogja Paket Wisata Jogja, Gunung Tidar Magelang dan juga Sejarah Aji Saka Dan Syekh Subakir - Seputar Sejarah. Lanjut Baca: Sejarah Aji Saka Dan Syekh Subakir - Seputar Sejarah

SesampainyaSyekh Subakir tiba di tanah jawa nama beliau di kenal dengan Aji Saka atau Aji Soko, beliau menyadari penyebab gagalnya penyebaran islam di tanah jawa, yaitu di sebabkan oleh Danyang tanah jawa yang kurang merestui masuknya islam dan memang harus berpamitan kepada Danyang tersebut.'

Misiitu disebutkan berhasil, dan Syekh Subakir pulang ke Persia membawa kemenangan. Menurut Agus Sunyoto, sangat mungkin orang-orang muslim Persia yang dikirim oleh Sultan al-Gabah itu berasal dari Lorestan, Persia, yang datang ke Nusantara pada abad ke-9. 9LZ2F. 307 22 272 99 393 150 349 407 255

sejarah aji saka dan syekh subakir